MODEL SUDU DAN NOZEL PADA TURBIN PELTON
SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKROHIDRO
Ariyanto, Abdul
Muchlis, Ahcmad Fauzan
Abdul
Rahman A. R, Eko Aprianto N
Guru pembimbing Dr.Sri Poernomo Sari
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma, Jakarta
Email : abdul.muchlis07@gmail.com
Abstrak
Sumber
energi yang dapat diperbaharukan di Indonesia menurut sumber asean energy salah
satunya adalah mikrohidro yang memanfaatkan air sebagai sumber energi dari
suatu turbin. Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozel. Air keluar
nozel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse) sehingga roda turbin akan berputar. Turbin Pelton merupakan turbin impuls yang terdiri dari satu set sudu
jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozel.
Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien dan sesuai
digunakan untuk head tinggi dan debit aliran yang kecil. Turbin Pelton
mempunyai beberapa keuntungan antara lain efisisensi turbin yang relatif stabil
pada berbagai perubahan debit aliran. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan
wawasan tentang model sudu dan nozel pada Turbin Pelton sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTM). Model sudu dan nozel yang
bervariasi akan memberi impuls yang baik untuk
menghasilkan putaran turbin. Karakteristik model sudu turbin pada variasi jarak
nozel dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi.
Pada
saat ini dunia sedang mengalami krisis energi dan khususnya Indonesia mengalami
krisis energi listrik secara nasional. Listrik merupakan salah satu kebutuhan
hidup manusia yang primer, sehingga diperlukan suatu instalasi pembangkit
tenaga listrik yang efisien. Berbagai macam jenis pembangkit listrik telah
banyak dibuat mulai dari turbin gas, turbin uap, turbin air, kincir air dan
solar cell dengan berbagai keuntungan dan kelebihan. Pemanfaatan energi tenaga
air (hydropower) di Indonesia juga sangat minim. Turbin pelton merupakan salah
satu jenis turbin air yang prinsip kerjanya memanfaatkan energi potensial air sebagai
energi listrik tenaga air. Prinsip kerja turbin pelton adalah memanfaatkan daya
fluida dari air untuk menghasilkan daya poros.
Pengembangan
sumber energi yang dapat diperbarahukan semakin meningkat sebagai antisipasi
makin berkurangnya sumber energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi
dan batubara. Turbin air berperan
untuk mengubah energi air menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Turbin dapat memanfaatkan air dengan putaran
lebih cepat dan dapat memanfaatkan head
yang lebih tinggi. Putaran
poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Turbin Pelton
pertama kali ditemukan oleh insinyur dari Amerika yaitu Lester A. Pelton pada
tahun1880. Turbin ini dioprasikan pada head sampai 1800 m, turbin ini relative
membutuh kan jumlah air yang lebih sedikit dan biasanya porosnya dalam posisi
mendatar. Tujuan penulisan artikel
ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan tentang model sudu
dan nozel pada Turbin Pelton sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).
Gambar 2. Diagram kebutuhan tenaga potensial air di Asia Tenggara
Kebutuhan tenaga potensial air di
Indonesia 401,646 GWh/tahun (sekitar 74.976 MW).
Gambar 3. Diagram kebutuhan tenaga potensial air di Indonesia
2.
Klasifikasi
Turbin Air
1.
Berdasarkan gerak air pada sudu yang bergerak
a. Turbin
Impuls
Energi
tekanan seluruhnya diubah menjadi energy kinetik, air menumbuk sudu pada
tekanan atmosfer sehingga tidak ada perubahan
tekanan antara inlet dan outlet. Turbin ini juga disebut sebagai
“Velocity Turbine”
b. Turbin
Reaksi
Bekerja
berdasarkan Tekanan pada inlet dan otlet dari turbin “pressure turbine” energy
kinetic dan tekanan memutar sudu turbin.
2. Berdasarkan
nama penemu
Pelton wheel, Turgo,
Girard, Banki adalah turbin impuls sedangkan Francis, Kaplan dan Thomson adalah
turbin reaksi.
3. Berdasarkan
head dan jumlah air yang tersedia
a.
High head ( > 200 m) jumlah air sedikit, contohnya
turbin impuls (turbin Pelton)
b.
Medium Head (30-200 m) jumlah air sedang, contohnya
turbin reaksi (turbin Francis)
c. Low
Head (< 30 m) jumlah air besar, contohnya turbin reaksi (turbin Kaplan,
turbin propeller)
Gambar 4. Klasifikasi Turbin Air
Gambar 5. Head pada Turbin Pelton
Gambar 6. Grafik perbandingan efisiensi turbin air
3.
Komponen utama Turbin Pelton
Pada Turbin
Pelton, air mengalir dalam “penstock”(pipa pesat), sampai ujung bawah masuk
nosel (energy kinetic naik), keluar mengenaik sudu-sudu ( yang terpasang pada
runner). Pengaturan jumlah air dapat dengan regulator / governor (untuk
instalasi yang besar) atau denga tangan / manual (instalasi yang kecil).
1. Nozel,
energi tekanan dari air pada
reservoir sewaktu melewati penstock sebagian dirubah menjadi energi kinetic dan
energy kinetik ini makin lama meningkat oleh karena nozzle pada tekana atmosfer
pada casing. Ketika air menabrak buckets maka dihasilkan energy mekanik . untuk
turbin degan kapasitas yang kecil menggunakan single jet. Dan untuk turbin yang
memproduksi tenaga besar, jumlah jet harus lebih banyak.
2. Buckets(sudu),
buckets dari pelton wheel mempunyai bentuk double hemispherical cup. Pancaran
dari air yang datang mengenai buckets bagian tengah yang ada pemisahnya terbagi
menjadi dua bagian dan setelah hancur pada permukaan bagian dalam bucket
berubah 160 sampai 170 lalu meninggalkan bucket. Bucket ini terbuat dari cast
iron (head rendah), cast steel atau dari stainless steel (head tinggi).
Permukaan bagian dalam dip les sedemikian rupa untuk menghindari gesekan yang
besar.
3.
Casing. Berfungsi untuk menghindari deburan air, serta
untuk mengarahkan air ke tail race dan sebagai keamanan.
4. Rem
hidrolik. Untuk menghentikan putaran turbin, walaupun pancaran air telah
berhenti, runner tetap akan berputar untuk waktu yang lama. Untuk
menghentikannya diperlukan rem nozle yang kecil, dimana arah air dari rem ini berlawanan arah dengan
putaran runner.
Bentuk sudu
turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air
tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan
daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozel. Dengan
demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan mangkok sudu lebih kecil.
Turbin Pelton merupakan salah satu jenis turbin
air yang prinsip kerjanya memanfaatkan energi potensial air menjadi energi
listrik tenaga air (hydropower). Prinsip kerja turbin pelton adalah
mengkonversi daya fluida dari air menjadi daya poros untuk digunakan memutar
generator listrik. Air yang berada pada bak penampung dihisap oleh pompa dimana
pompa berfungsi untuk menghisap dan memompa air untuk dialirkan ke sudu turbin.
Namun aliran air tidak langsung mengarah ke sudu turbin melainkan harus
melewati pipa-pipa saluran yang telah diberi katup buka tutup sehingga laju aliran
air dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian katup-katup tersebut
terhubung dengan saluran nozel dimana nozel berfungsi sebagai pemancar air yang
dipancarkan langsung ke arah sudu turbin sehingga sudu turbin berputar. Pada
sudu-sudu turbin, energi aliran air diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran
roda turbin. Apabila roda turbin dihubungkan dengan poros generator listik,
maka energi mekanik putaran roda turbin diubah menjadi energi listrik pada
generator. Kemudian air yang telah digunakan untuk memutar sudu turbin jatuh
kedalam bak penampung untuk kembali ke tahap awal maka terjadilah sirkulasi.
Energi potensial
air disemprotkan oleh nozel
ke sudu untuk dirubah menjadi energi mekanik yang digunakan untuk memutar poros
generator. Nozel merupakan
mekanisme pancaran yang berbentuk melengkung yang mengarahkan air sesuai dengan
arah aliran yang direncanakan dan mengatur aliran air. Fungsi utama nozel adalah untuk mengubah tekanan
air menjadi suatu kecepatan aliran yang digunakan untuk memutar runner. Bentuk nozel sangat mempengaruhi performa turbin. Perancangan sebuah nozel turbin
pelton dimulai dari menentukan ukuran runner
dan sudu dengan menggunakan data yang telah ada setelah itu melakukan perhitungan
diameter ujung nozel, kecepatan aliran air pada ujung nozel,
panjang ujung nozel. Bahan yang digunakan untuk nozel turbin
pelton ini adalah menggunakan paduan Aluminium. Dari tahap-tahap yang telah
direncanakan tersebut, maka didapatkan ukuran nozel untuk
turbin air pelton yang sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar 7. Nozel Turbin
Ukuran nozel
yang sesuai dapat memutar sudu lebih baik sehingga dapat meningkatkan efesiensi
turbin. Dengan meningkatkan efesiensi turbin maka dapat meningkatkan energi
yang dihasilkan sehingga turbin air mampu menghasilkan kerja yang optimal dengan menggunakan
energi yang minimal.
Gambar
8. Runner Turbin Pelton
Nozel mempunyai
beberapa fungsi yaitu mengarahkan pancaran air ke sudu turbin, mengubah tekanan
menjadi energi kinetik dan mengatur kapasitas air yang masuk turbin. Sudu
turbin merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi mekanik berupa
torsi pada poros sudu dimana aliran air yang disemprotkan oleh nozel ke arah sudu mengakibatkan daun-daun
sudu terdorong dan berputar. Aliran air yang diarahkan langsung menuju sudu-sudu
melalui pengarah atau nozel
ini juga menghasilkan daya pada sirip. Selama sudu berputar, gaya bekerja
melalui suatu jarak, sehingga menghasilkan kerja. Dalam proses ini energi
ditransfer dari aliran air ke turbin.
Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan
mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua
arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu
dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem
penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan mangkok
sudu lebih kecil seperti pada gambar 4 di atas. Desain ini dibuat untuk
mempermudah dalam proses perakitan sehingga dapat diketahui langkah-langkah
yang harus dilakukan.
4.
Teori
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi aliran fluida, yaitu :
a. Laju Aliran Volume
Laju aliran
volume disebut juga debit aliran (Q)
yaitu jumlah volume aliran per satuan waktu. Debit aliran dapat dituliskan pada
persamaan sebagai berikut :
Q = A.V (1)
Dimana :
v = Kecepatan aliran (m/s)
A = Luas penampang pipa (m)
Q = Debit aliran (m³/s)
Selain
persamaan di atas dapat juga menggunakan persamaaan sebagai berikut:
Q = V/t (2)
Dimana :
V = Volume aliran (m3)
Q = Debit aliran (m³/s)
t =
waktu aliran (s)
u = Q/A (3)
Dimana :
= Kecepatan
atau laju aliran (m/s)
Q = Debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang ( m2)
b.
Bilangan
Reynolds
Bilangan
Reynolds didapat dengan menggunakan persamaan (4) dimana nilai
dari Bilangan Reynolds (Re) dapat dihitung bila mempunyai nilai-nilai dari :
kecepatan aliran (v), massa jenis (ρ), diameter dalam pipa (d), viskositas
dinamik (m)
atau viskositas kinematik (u).
c. Daya
Tenaga
yang didapat dari aliran air adalah,
P = η ´ ρ ´ g ´ h ´ i (5)
Dimana
· P =
Daya (J/s or watts)
· η = Efisiensi turbin
· ρ =
Massa jenis air (kg/m3)
· g =
Percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
· h =
Head (m).
Untuk
air tenang, ada perbedaan berat antara permukaan masuk dan
keluar. Perpindahan air memerlukan komponen tambahan untuk ditambahkan
untuk mendapatkan aliran energi kinetik. Total head dikalikan tekanan head
ditambah kecepatan head.
· i =
Aliran rata-rata (m3/s)
d. Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan
bentuk dari turbin itu dan tidak berhubungan dengan ukurannya. Hal ini
menyebabkan desain turbin baru yang diubah skalanya dari desain yang sudah ada
dengan performa yang sudah diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria
utama yang menunjukkan pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan
karakteristik sumber air. Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat
diartikan sebagai kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang
menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan head. Kecepatan spesifik tubin diberikan oleh
perusahaan (dengan penilaian yang lainnya) dan dan selalu dapat diartikan
sebagai titik efisiensi maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa
turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu.
Gambar
9. Perbandingan Turbine Shape vs Spesific
Speed
Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari
sebuah turbin baru. Sekali kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui,
dimensi dasar dari bagian-bagian turbin dapat dihitung dengan mudah. Hukum Affinity
mengijinkan keluaran turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test
permodelan. Hukum Affinity didapatkan dari penurunan yang membutuhkan persamaan
antara test permodelan dan penggunaanya. Debit yang melalui turbin dikendalikan
dengan katub yang besar atau pintu gerbang yang disusun diluar sekeliling
pengarah turbin. Perubahan head dan debit dapat dilakukan dengan variasi bukaan
pintu, akan menghasilkan diagram yang menunjukkan efisiensi turbin dengan kondisi
yang berubah-ubah.
5.
Analisa
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu
sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan
reservoir air maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir
dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. Laju aliran volume disebut
juga debit aliran (Q) yaitu jumlah
volume aliran per satuan waktu. Debit aliran dapat dituliskan dari persamaan (2)
dimana dapat didefinisikan besarnya volume (V)
persatuan waktu (t) sedangkan untuk kecepatan
laju aliran dapat didefinisikan besarnya debit (Q) aliran yang mengalir persatuan luas penampang (A) seperti pada
persamaan (3).
Debit aliran fluida didapatkan dari volume fluida yang diambil selama waktu tertentu. Waktu diukur dengan menggunakan stopwatch dalam satuan sekon (s) dan
volume didapat menggunakan gelas
ukur dari percobaan dalam satuan ml.
Semakin
besar bukaan katup maka debit yang dihasilkan lebih besar, atau semakin besar
bukaan katup maka volume fluida akan semakin tinggi per satuan waktu. Sementara untuk
kecepatan aliran yang telah didapatkan dari pengolahan data dapat disimpulkan
bahwa semakin besar bukaan katup, maka kecepatan aliran fluida akan cenderung
meningkat. Kecepatan yang telah didapatkan akan mempengaruhi Bilangan Reynolds
kerena kecepatan aliran merupakan fungsi pembilang dalam Bilangan Reynolds,
sehingga semakin cepat aliran fluida yang mengalir di dalam pipa pengujian
(pipa bulat) maka nilai bilangan Reynolds akan cenderung meningkat atau
menunjukan kecenderungan turbulen.
Penghitungan Bilangan Reynolds
Bilangan
Reynolds (Re) dapat dihitung bila mempunyai nilai-nilai dari : kecepatan aliran
(v), massa jenis (ρ), diameter dalam pipa (d), viskositas
dinamik (m)
atau viskositas kinematik (u).
Nilai viskositas
kinematis (u) dan dinamis (m) untuk air murni didapat dari
fungsi temperatur fluida pada tabel
sifat fisika air murni. Dari
tabel 2 diatas untuk diameter
pipa yang sama dapat dilihat Bilangan Reynolds cenderung meningkat karena
dipengaruhi peningkatan kecepatan aliran fluida. Hal ini menunjukan semakin
terjadi peningkatan kecepatan aliran fluida, maka aliran dalam pipa akan
cenderung turbulen. Sedangkan semakin terjadi penurunan kecepatan aliran
fluida, aliran tersebut akan cenderung laminer. Dalam pengujian ini kecepatan
aliran (v) yang berfungsi sebagai pembilang di dalam
Bilangan Reynolds sangat mempengaruhi
karakteristik dari aliran fluida yang mengalir di dalam pipa pengujian. Selain
itu transisi dari aliran laminer ke aliran turbulen tentunya juga merupakan
fungsi dari bilangan Reynolds .
Jarak tembak antara nozel terhadap
daun sudu juga dapat mempengaruhi kecepatan putar sudu turbin. Penempatan titik
jarak yang tepat antara nozel dengan daun sudu maka dapat meningkatkan
efisiensi turbin sehingga didapatkan putaran yang maksimal. Dengan mengetahui
titik optimum dari jarak nozel terhadap daun sudu dapat meningkatkan putaran
runner menjadi lebih cepat karena titik jatuhnya pancaran nozel tepat mengenai
daun sudu dan tidak terpecah karena salah satu fungsi utama nozel adalah dapat
mengarahkan pancaran aliran air tepat mengenai daun sudu.
Pengaruh jarak nozel terhadap sudu turbin (l)
Perbedaan
jarak antara nozel dengan daun sudu dapat mempengaruhi kecepatan putar sudu
turbin. Jarak antara runner dengan
nozel yang terlalu dekat dapat memecah aliran sehingga pancaran air tidak tepat
atau tidak fokus. Selain itu jarak antara nozel terhadap runner menentukan titik jatuhnya aliran air, karena itu nozel harus
memiliki jarak yang tepat agar sudu turbin dapat menerima impuls dengan baik.
6.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan pengamatan yang telah
dilakukan pada penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
·
Diameter nozel yang lebih besar menghasilkan
volume air yang lebih banyak dibandingkan nozel dengan diameter yang lebih
kecil. Sehingga dapat disimpulkan nozel yang berdiameter lebih besar dapat menghasilkan
volume air yang besar.
·
Perbedaan putaran sudu dimana nozel yang memiliki diameter
lebih besar dapat memutarkan sudu lebih cepat dibandingkan dengan nozel yang
memiliki ukuran diameter lebih kecil yang dapat memutarkan sudu pada bukaan
katup yang sama.
·
Dari
data pengujian yang telah diolah untuk mencari debit aliran dan kecepatan
aliran dapat dilihat bahwa semakin besar bukaan katup maka debit yang
dihasilkan lebih besar, atau dengan kata lain semakin besar bukaan katup maka
volume fluida akan semakin tinggi per satuan waktu. Dalam pengujian ini ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengambilan data untuk menentukan debit
aliran seperti, ketepatan pengambilan volume dengan gelas ukur agar dalam
proses penampungan tidak ada air yang tumpah dan ketepatan pengambilan waktu
penampungan.
·
Sementara
untuk kecepatan aliran yang telah didapatkan dari pengolahan data dapat
disimpulkan bahwa semakin besar bukaan katup, maka kecepatan aliran fluida akan
cenderung meningkat. Kecepatan yang telah didapatkan akan mempengaruhi Bilangan
Reynolds kerena kecepatan aliran merupakan fungsi pembilang dalam Bilangan
Reynolds, sehingga semakin cepat aliran fluida yang mengalir di dalam pipa
pengujian (pipa bulat) maka nilai bilangan Reynolds akan cenderung meningkat atau
menunjukan kecenderungan turbulen pada saat Bilangan Re mencapai 4000 keatas.
·
Bilangan
Reynolds cenderung meningkat karena dipengaruhi peningkatan kecepatan aliran
fluida. Hal ini menunjukan semakin terjadi peningkatan kecepatan aliran fluida,
maka aliran dalam pipa akan cenderung turbulen. Dalam pengujian ini kecepatan
aliran (v) di dalam Bilangan Reynolds sangat mempengaruhi
karakteristik dari aliran fluida yang mengalir di dalam pipa pengujian.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]. Reuben M. Olso, Steven j. Wraight. Essentials of Engineering Fluid Mechanics.
Harper & Row Publisher , inc, 1990
Erlangga,
Jakarta, 2006
[4] EBARA
Hatakeyama Memorial Fund, Ebara Corporation,Tokyo, Japan
[5] David
G. Ullman, The Mechanical design Process,
Mc Graw hill international Editions, 1992
[6] Robert
D. Blevins, Applied Fluid Dynamics
Handbook, 1984
Gan, runnernya terbuat dari apa?
BalasHapusKnp kw yg keluar kw kurang dr yg di inginkn?
BalasHapusKnp kw yg keluar kw kurang dr yg di inginkn?
BalasHapus